Senin, 15 Februari 2010 sekitar pukul 10.00 Wib, saat hendak parkir di BCA Madiun, tiba-tiba terdengar bunyi mendecit dari ruang mesin, seketika warning light baterai di dashboard menyala. Saya segera buka kap mesin, cari sumber bunyi, lalu terlihat auxiliary drivebelt keluar dari relnya. Cek bearing pompa power steering, oke, tensioner juga oke, terus cek ke bawah, bagian pulley...nah ketemu sumber masalahnya. Ternyata karet bantalan pulley sudah hancur, sehingga pulley jadi goyang. Setelah longtrip Bandung-Madiun-Surabaya (speed 110 km/jam di tol Gempol)-Malang-Madiun, sang pulley akhirnya menyerah di Madiun.
Dengan sisa-sisa stroom pada accu, mobil bisa sampai juga ke rumah paman, yang untungnya masih di dalam kota. Mobil sudah aman, sekarang tinggal cari sparepart dan mekaniknya. Saya segera kontak bengkel PAS, Yogyakarta, pesan pulley dan auxiliary drivebelt, tapi PAS juga menyarankan ganti tensioner sekalian. Akhirnya sepakat untuk beli pulley, auxiliary drivebelt dan tensioner (2 buah), semua original, dana ditransfer lewat BCA, barang dikirim lewat TIKI 2 hari. Selesai satu masalah. Sekarang tinggal cari mekanik. Teringat oleh saya ada bengkel di Jl. Diponegoro Madiun yang pasang logo Peugeot, pikir saya mungkin bisa dipanggil ke rumah. Disinilah tahap perjuangan dimulai. Saya temui mekanik di bengkel itu, dan ia menyanggupi bekerja di rumah pada esoknya, Selasa, 16 Februari 2010 pukul 9.00.
Selasa, 16 Februari 2010 mekanik ini tak muncul pada jam yang sudah disepakati. Setelah satu jam menunggu, kesabaran saya habis. Saya telepon dia, alasannya masih mencari peralatan. Ditunggu-tunggu tetap tidak muncul dan tak memberi kabar. Akhirnya saya putuskan untuk mengerjakan sendiri. Baca service & repair manual Hayness yang sudah jadi kelengkapan mobil (ternyata ada gunanya juga dibawa kemana-mana). Hari itu juga pinjam penyangga bodi (jack stand?) dan dongkrak "buaya" dari tetangga paman. Pinjam satu set kunci allen (biasa disebut kunci L) segi enam dari tetangga paman lainnya. Setelah itu mulai bekerja: (1) melepas roda depan kanan; (2) melepas baut pengunci bearing drivebelt tensioner atas dengan kunci allen 6 mm dari atas karena lebih mudah; (3) melepas plastik pelindung lumpur; (4) melepas dudukan drivebelt tensioner bawah dengan kunci allen 6 mm. Saat melepasnya cukup mudah karena pegas tensioner dalam keadaan tidak meregang, sedangkan untuk memasangnya diperlukan alat khusus untuk meregangkan pegas; (5) melepas pulley. Nah disini ternyata diperlukan alat khusus untuk membuka mur pengunci pulley. Pekerjaan tertunda semalam karena hari sudah malam. Kiriman sparepart baru datang pada Rabu malam, 17 Februari 2010. Kamis pagi, 18 Februari 2010 mengorder bengkel las untuk membuatkan alat-alat khusus itu. Pembuka mur pengunci pulley dibuat dari potongan pipa yang diberi tangkai penahan kanan-kiri. Agar diameter pipa bisa pas, digunakan pulley baru sebagai mal. Sedangkan alat peregang pegas tensioner, menggunakan besi baja bekas untuk rangka beton, yang dibentuk dengan 3 titik penahan. Kamis sore, special tools selesai dibuat. Tapi ternyata mur pulley melekat sangat kuat, sehingga sulit dibuka. Pekerjaan ditunda karena sudah larut malam. Jum'at sore, 19 Februari 2010 mencoba lagi untuk membuka mur pulley dengan trik lain, dan berhasil.
Wuah melepas pulley perlu 5 hari perjuangan. Tak sampai 10 menit sparepart baru, penahan lumpur, dan roda sudah terpasang kembali.
Maksud hati ingin menikmati hasil perjuangan sampai ke Bandung malam itu juga, tapi karena badan sudah terlalu lelah, naik kereta api sajalah...
Wuah melepas pulley perlu 5 hari perjuangan. Tak sampai 10 menit sparepart baru, penahan lumpur, dan roda sudah terpasang kembali.
Maksud hati ingin menikmati hasil perjuangan sampai ke Bandung malam itu juga, tapi karena badan sudah terlalu lelah, naik kereta api sajalah...